Untuk Bapak, Pahlawan Tanpa Jeda: Ungkapan Hati Anak Perempuan yang Kehilangan Ibu


Tulisan ini aku tulis saat sedang bercengkrama dengan bapak, ibu dan adikku di teras rumah saat menjelang senja, kami menyambut sore dengan tingkah laku adikku yang sedang asik-asiknya bermain ayunan sambil melontarkan pertanyaan yang kadang kami pun bingung bagaimana menjawabnya. Selama duduk aku merasakan hangatnya sebuah keluarga yang  masih utuh, yang merupakan suatu hal yang sulit untuk aku dapatkan lagi. beberapa tahun yang lalu, saat dimana aku pun menemukan banyak badai dalam kehidupan ini dan kini badai itu perlahan mulai surut, dan aku kembali tumbuh di antara orang-orang terkasih dan menyayangi ku dengan sepenuh hati mereka.

Tulisan ini aku tulis saat sedang bercengkrama dengan bapak, ibu dan adikku di teras rumah saat menjelang senja, kami menyambut sore dengan tingkah laku adikku yang sedang asik-asiknya bermain ayunan sambil melontarkan pertanyaan yang kadang kami pun bingung bagaimana menjawabnya. Selama duduk aku merasakan hangatnya sebuah keluarga yang  masih utuh, yang merupakan suatu hal yang sulit untuk aku dapatkan lagi. beberapa tahun yang lalu, saat dimana aku pun menemukan banyak badai dalam kehidupan ini dan kini badai itu perlahan mulai surut, dan aku kembali tumbuh di antara orang-orang terkasih dan menyayangi ku dengan sepenuh hati mereka.

Tulisan ini juga aku persembahkan untuk bapak yang dengan penuh ikhlas mengurusi anak perempuannya. Dari masa kecil, puber, hingga kini telah dewasa. Menurutku menjadi dirinya sungguh melelahkan atau mungkin menyenangkan, entahlah aku pun tak tahu, yang aku tahu semenjak ibu meninggal dunia,  akulah anak yang di urusinya 24 jam tanpa henti sambil menghadapi betapa labilnya masa pertumbuhan yang aku lalui. 

Tulisan ini aku persembahkan untuk bapak yang selalu penuh rasa sabar menghadapi betapa rumitnya punya anak seperti aku, kadang dia tak sabar tapi aku paham atas ketidaksabaran nya itu. Kalau misalnya bapak di jejerkan dengan bapak-bapak yang lain, aku akan tetap berterima kasih kepada dirimu bapakku, Bapak yang  selalu rela dan ikhlas menurunkan egonya demi anak yang seperti aku, yang hingga detik ini belum bisa menjadi apapun, dan belum bisa menjadi  sesuatu yang sesuai dengan  keinginannya.

Tulisan ini ku persembahkan untuk bapak yang rela banting tulang demi menafkahi aku, penuh ikhlas menghadapi teriknya panas matahari dan guyuran hujan, demi aku agar bisa makan dan meraih pendidikan yang layak. Maafkan aku ya pak karena aku jarang berterima kasih kepadamu, anakmu yang hanya bisa  menuntutmu tanpa pernah memikirkan, bahwa kau pun hanya manusia biasa yang perlu di apresiasi setinggi-tingginya. atas segala jerih payahmu dan kerja kerasmu agar aku tetap tumbuh dan bernapas dengan layak.

Tulisan ini ku persembahkan untuk bapak-bapak di luar sana yang sudah berjuang sekuat tenaga mencari rezeki yang halal namun minim apresiasi dari anak anaknya, semoga kalian tetap tangguh dan sehat selalu apapun kondisinya. Kalian hebat dan layak menjadi kesayangan, seperti ibu yang penuh apresiasi akan kerja kerasnya mendidik kami. Tanpa hari ayah pun, tanpa hari ulang tahun pun aku selalu berdoa tulang punggung keluarga ini semoga di kuatkan hati dan jiwa nya dalam menafkahi keluarga tercintanya. 

Tulisan ini juga aku persembahkan untuk ibu yang telah damai di surga di sisi terbaik Allah SWT, yang meskipun tidak lagi bersama kami, Ibu  selalu tetap menjadi sosok yang selalu kurindukan. Ibu, engkau mungkin tak lagi bisa hadir secara fisik, tapi kehangatan dan cinta kasihmu masih selalu terasa di setiap sudut rumah ini.

Tulisan ini kupersembahkan dengan hati yang penuh rasa syukur dan cinta kepada bapak, sosok yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayangnya. Bapak, engkau adalah pahlawan dalam hidupku, yang telah merawat dan membesarkanku dengan penuh ketulusan.

Sejak ibu pergi, dunia seakan runtuh dan aku merasa kehilangan arah. Namun, engkau hadir dengan keteguhan hati, menjadi sandaran yang kokoh di saat-saat sulit. Engkau mengajarkan aku untuk tetap kuat dan tegar, meski terkadang hati ini begitu rapuh. Engkau selalu ada, memberikan pelukan hangat dan kata-kata penyemangat yang tak pernah usang.

Bapak, terima kasih atas segala pengorbananmu. Dari masa kecil hingga dewasa, engkau selalu siap sedia merawat dan mendampingi aku. Tak terhitung berapa malam yang engkau habiskan tanpa tidur hanya untuk memastikan aku baik-baik saja. Engkau dengan sabar menjawab setiap pertanyaan dan kebingunganku tentang kehidupan, meski aku tahu betapa beratnya tugas yang engkau pikul seorang diri.

Aku sangat menghargai semua momen yang telah kita lalui bersama, dari saat engkau mengantarku ke sekolah hingga saat kita bersenda gurau di rumah. Engkau tak pernah sekali pun mengeluh, meskipun aku tahu betapa lelahnya engkau bekerja keras demi masa depanku. Engkau selalu memastikan bahwa aku mendapatkan yang terbaik, bahkan tak jarang harus mengorbankan keinginanmu sendiri.

Bapak, engkau adalah teladan dalam hidupku. Dari sikapmu, aku belajar tentang ketulusan, kesabaran, dan cinta yang tanpa syarat. Engkau tidak hanya menjadi seorang bapak, tetapi juga ibu, teman, sahabat dan guru yang luar biasa bagiku. Aku beruntung memiliki seorang bapak sepertimu, yang tidak pernah menyerah dan selalu percaya bahwa aku bisa menghadapi segala tantangan.

Terima kasih, bapak, untuk segala hal yang telah engkau lakukan. Untuk setiap pelukan yang menguatkan, untuk setiap senyuman yang menenangkan, dan untuk setiap nasihat yang menuntun langkahku. Aku berjanji akan selalu menghargai setiap usaha dan cinta yang engkau berikan, serta berusaha menjadi anak yang kelak dapat membanggakanmu.

Aku selalu berdoa agar Tuhan memberikanmu kesehatan, kebahagiaan, dan umur panjang. Semoga aku dapat terus membuatmu bangga dan menjadi anak yang selalu engkau harapkan. Bapak, engkau adalah pahlawan sejati dalam hidupku, dan aku akan selalu mencintaimu dengan segenap hatiku.


Dengan penuh cinta dan rasa hormat,

Anak perempuanmu

Support By:

Posting Komentar untuk "Untuk Bapak, Pahlawan Tanpa Jeda: Ungkapan Hati Anak Perempuan yang Kehilangan Ibu"