Cerita Debi Sintia: It's okay to not be okay



"bagaimana hasil ujian mu hari ini?"
"apa kisahmu tentang hari ini?"
"apakah harimu menyenangkan?"

Menurutku hidup memang dipenuhi dengan kalimat tanya, dalam pelajaran bahasa inggris materi Simple present tense pun kita dapat menemukan kalimat tanya yang disebut dengan kalimat interogatif, akan tetapi sebelumnya kita terlebih dahulu dihadapkan dengan kalimat positif dan kalimat negatif.
Seperti berbahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris kita tidak selalu menyatakan sesuatu saja. Kadang kita bertanya, kadang kita menolak atau menyangkal sesuatu dengan mengatakan tidak/bukan. Itulah kenapa kita belajar kalimat positif, negatif dan interogatif. Agar kita bisa mengungkapkan, menyangkal/menolak, dan bertanya tentang suatu hal.
Tapi dalam penerapannya, manusia hanya selalu fokus pada satu kalimat positif saja yaitu "mengungkapkan" hingga memiliki segudang rencana tanpa sadar akan bertemu dengan kalimat negatif dan membutuhkan kalimat tanya.

Tanpa kita sadari kita juga perlu menyangkal dan bertanya, agar lebih stabil dalam berkomunikasi misalnya :
(+) I am happy now
(-) I am not happy now
(?) am I happy? 

Bukankah hidup ini berkesinambungan? Seperti contoh di atas, bukankah itu saling berkaitan? Aku bahagia, aku tidak bahagia, apakah aku bahagia. Perlukan manusia menggunakan semua ungkapan ini? Faktanya manusia membutuhkan manusia yang lain untuk tetap terus bertahan hidup. Seperti kalimat itu juga yang terkadang memutar kita dan menempatkan diri pada satu pilihan kalimat saja apakah itu positif, negatif, atau interogatif.

Itu alasan mengapa kita disebut makhluk sosial makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, makhluk yang membutuhkan makhluk lain untuk segala kebutuhan baik material maupun mental.
Saat dunia tak memihak kita, saat itu pula kalimat negatif menyerang kita. Saat itu kita hanya membutuhkan kalimat tanya untuk kita mengeluarkan semua sampah jiwa hingga semua urutan kalimat itu akan teracak dan kalimat positif menempati posisi terbawah.

Kau tau kenapa kita bisa candu sosial media? Karena itulah yang kita butuhkan, Facebook yang selalu bertanya dalam kolom pembuat status "apa yang anda fikirkan sekarang?" walaupun saat itu kita sedang tidak memikirkan apa-apa. Atau Twitter yang selalu bertanya pada kolom tweet "apa yang terjadi?" seolah-olah hanya Facebook dan Twitter yang paham apa yang kita butuhkan pada saat kita berada dalam posisi kalimat negatif, seolah olah dua sosial media ini merentangkan tangan menunggu kita untuk bercerita layaknya instagram yang selalu menunggu story terbaru kita.

Lalu kita hanyut dalam satu kolom sosial media, kita bercerita kisah bahagia hingga sumpah serapah seolah-olah itu memang layak untuk di sebarkan. Lalu sebagian masyarakat maya menganggap kita lemah padahal kita manusia yang perlu di cinta, masyarakat lain mendukung mu dengan satu klik tombol like, Hingga akhirnya kau pun candu seolah-olah media sosial tercipta hanya untuk mu, Hanya itu yang mengerti perasaan mu.

Aku mengerti perasaan mu, perasaan dimana semua kalimat muncul bersamaan dalam otak mu, yang memaksa mu untuk terus berfikir apakah aku boleh untuk tidak baik-baik saja? Hingga akhirnya kau akan sadar semua kalimat tanya itu memerlukan sesuatu yang bernyawa yang tak kau dapatkan di kehidupan nyata.
Aku bersamamu wahai jiwa yang sedang tidak baik-baik saja, engkau yang teriak sekencangnya pada dunia bahwa sedang di terpa logika sakit jiwa, menangis lah jika ini terlalu menyakitkan. bersandarlah, jika ini sangat melelahkan tak apa untuk tidak baik-baik saja, tapi kau hanya perlu waktu sementara untuk merasakannya. Setelah itu bangkitlah dan hadapi dunia, lari dan amatilah banyak juga manusia yang sedang tidak baik-baik saja hingga kau sadar kau telah memutar acak posisi kalimat mu menjadi kalimat tanya bagi siapa saja manusia yang membutuhkannya. 

Support By:

2 komentar untuk "Cerita Debi Sintia: It's okay to not be okay "

Terima kasih telah mengunjungi blog kami! Kami menghargai masukan dan komentar Anda. Mohon isi formulir di bawah ini untuk meninggalkan komentar Anda.