Cerita Debi Sintia: Sepucuk surat untuk Deby kecil

 

Deby sintia, terimakasih ya kamu tumbuh dan berkembang menjadi anak yang kuat dan selalu tertawa, mungkin hari-harimu dulu sangat berat, kamu selalu berlari dan mencari rumah dimana-mana. Satu hal yang ingin ku sampaikan bahwa di usia 20 tahun inipun kita belum menemukan rumah, tapi kamu tenang saja banyak orang baik yang menanti kamu di masa depan. Nantinya mereka akan membelikan coklat manis untukmu bahkan mereka akan memasakkan sup saat kamu sakit.

Deby, walaupun nantinya kamu tidak memiliki resep masakan kesukaan dimasa depan kamu akan bertemu dengan orang baik yang mau memasak makanan yang enak khusus untukmu, memang kadang tak semua sesuai dengan lidahmu tapi mereka membuatnya dengan tulus hanya untukmu, mungkin karena kamu orang baik atau mungkin karena kamu tidak bisa masak hahaha.

Deby, jika kamu membuat kesalahan nanti jangan salahkan dirimu sendiri ya, jangan larut dalam kesedihan. Tenang saja, nanti kamu akan bertemu dengan orang yang peduli denganmu dan siap membuatmu tertawa. Mereka mungkin tidak bisa merubah memori gelapmu menjadi terang, akan tetapi mereka akan membuat hidupmu menjadi lebih penuh warna seperti pink dan biru misalnya. Satu persatu dunia indah akan mereka tunjukkan padamu, dunia dimana awan selembut cotton candy seperti dalam bayanganmu, tapi mereka akan tunjukkan dunia yang lebih indah daripada itu.

Deby, jangan kesepian ya. Di masa depan nanti memang tidak semua orang selalu ada untuk kamu, akan tetapi kamu harus paham bahwa mereka memiliki dunianya sendiri seperti awan dalam bayanganmu itu. Kamu harus mengerti bahwa dunia ini tidak berpusat untukmu, kita dipertemukan dengan orang lain untuk saling memahami satu sama lain. Jadi, jangan menuntut lebih dari orang lain ya.

Deby, kamu harus selalu berani ya. Kamu harus berani mengambil keputusan sendiri di masa depan nanti, seperti kamu yang berani kemana-mana menjajaki bumi sendirian. Suatu hari nanti, mekipun banyak orang yang peduli padamu kamu tetap akan memilih jalan hidupmu sendiri. Mungkin kamu akan goyah sebentar karena perkataan orang lain, tapi kamu jangan lama-lama sedihnya. Ambil HP mu telfon teman ajak mereka nongkrong dan tertawa sepuasnya sampai hilang sedihmu.

Tapi saat mereka semua tidak ada untukmu, bukan berarti mereka melupakanmu. Mereka hanya sedang menjalani hidup seperti manusia normal pada umumnya, ingat dunia tak berputar hanya untukmu jadi jangan sekali-kali menyalahkan keadaan. Jika mereka tidak hadir saat kamu sedang terpuruk dan sedih itu tandanya sang pencipta ingin kamu selalu di kenal dengan pribadi tangguh dan bahagia. Kamu bisa kok keluar sendirian, kamu kan berani. Ambil motor, sepeda, atau jalan kaki tanpa tujuan kemana saja, beli coklat dan makan sepuasnya sampai kamu lelah, aku jamin kamu akan lega nanti.

Nanti, pada saat kamu kecewa dengan orang yang kamu sayang jangan membencinya ya, wajar mereka membuat kesalahan padamu karena mereka juga manusia sama sepertimu. Jadi bencinya sebentar saja, akan ada masa dimana sang pencipta tak menjadikannya rahasia lagi. Matamu akan disuguhkan alasan mengapa mereka membuat kesalahan hingga kamu kecewa.

Deby, tidak ada manusia yang sempurna. Mereka semua lahir dengan celah begitupun dirimu sendiri, berilah mereka semangat dan energimu yang luar biasa itu, buat mereka tertawa dan mengerti bahwa semua masalah akan lucu pada masanya. Tapi, jangan terlalu mencintai manusia lain, jangan gantungkan kebahagiaanmu disana nanti kamu kecewa. Jadilah dirimu yang selalu berdiri tegak dan tersenyum ramah pada semuanya itu lebih dari cukup untuk membantu mereka dari masalah.

Dimasa depan nanti masalahmu akan lebih menggunung, jadi kuatkan hatimu untuk menyapa masalah itu. Walaupun saat ini aku tidak dapat menjaminnya, aku yakin dan percaya kamu akan menemukan rumah untukmu, untuk kita. Semangat ya 😉

Support By:

Posting Komentar untuk "Cerita Debi Sintia: Sepucuk surat untuk Deby kecil"