Dahulu waktu aku kecil, bapak pernah
berkata jika keluarga tidak bisa menjadi keluarga orang lain bisa menjadi
keluarga. Waktu itu aku mengiyakan karena aku masih segumpal daging manusia
tanpa pikiran yang luas dan pengalaman yang mumpuni. Bagi bapak hidup ini hanya
memiliki satu dari segalanya yaitu pemikirannya sendiri, baginya kemanusiaan di
atas segalanya tak ada hal lain yang dapat mengimbangi, baginya jika kita
berbuat baik kepada satu orang maka orang itu harus juga berbuat baik pada kita
terlepas dari apapun kendala yang menghampiri orang tersebut. Aku nyaris
berpikir apakah ini hanyalah pikiran kompleks lelaki dewasa ? apakah semua
laki-laki berpikiran seperti ini ? ku coba keluar bertemu dengan banyak
laki-laki dan dapat kusimpulkan bahwa bagi laki-laki harga diri di atas
segalanya karena mereka menggunakan akal dan logika mereka, serta hal lain yang
dapat ku pelajari adalah setiap manusia selalu menganggap dirinya benar
termasuk aku kamu dan siapapun yang membaca tulisan ini.
Satu hal yang dapat ku sampaikan kepada
siapapun laki-laki yang pernah hadir dalam hidupku dan apapun statusnya,
ketahuilah setiap yang ada di dunia ini terjalin berawal dari keseimbangan. Kita
tidak bisa memukul rata bahwa kemanusiaan di atas segalanya ataupun agama di
atas segalanya, itu semua harus berjalan beriringan agar dapat bediri kokoh,
jika hanya salah satunya saja yang berdiri tegak sendirian maka suatu hari
nanti mereka akan timpang dan akan roboh secara keseluruhan.
Seperti layaknya lelaki dan perempuan,
setinggi apapun derajat lelaki dan seistimewa apapun kedudukan perempuan
nyatanya laki-laki dan perempuan harus berjalan beriringan. Tidak ada istilah
lelaki atau wanita yang harus sabar tapi keduanya harus sabar, harus paham, dan
mengerti bahwa mereka berdua adalah satu kesatuan yang seimbang dan tidak
timpang.
Aku tidak menganggap aku adalah orang yang
paling benar, sekali lagi ku tegaskan bahwa aku hanyalah manusia dan setiap
manusia selalu menganggap dirinya benar. Namun bagiku ketimpangan bukanlah sebuah
hal yang patut di banggakan sebagai manusia kita perlu memiliki keselarasan
dalam berpikir dan mengambil keputusan. Sama halnya ketika bertindak harus ada
keserasian antara hati dan fikiran sehingga keputusan yang ada dapat menjadi
keputusan yang terbaik.
Posting Komentar untuk "Cerita Debi Sintia: selaras"
Terima kasih telah mengunjungi blog kami! Kami menghargai masukan dan komentar Anda. Mohon isi formulir di bawah ini untuk meninggalkan komentar Anda.